Rabu, 16 Desember 2015

Senggol Bacok

Setiap bulan wanita kedatangan period yang disebut Menstruasi.
Pra dan Pasca kedatangan tamu ini, kadang bikin kita out of control.
Tumbuh jerawat, muka berminyak, sensitif, mudah marah, mudah menangis, malas gerak.

How to make it better than before, maksudnya bagaimana sih cara kita biar nggak separah itu.
Oke ada beberapa treatment yang boleh ditiru, cekidot:

1. Memberi & Menyediakan Ifthar (hidangan berbuka)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :” Barang siapa yang memberi ifthar (hidangan untuk berbuka) orang-orang yang shaum/berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang shaum/berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (H.R. Bukhari Muslim).Dalil diatas mengisyaratkan bahwa meski berhalangan berpuasa, anda para muslimah masih bisa mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa dengan memberikan hidangan untuk orang yang berbuka puasa. Anda dapat memulainya dengan mengolah makanan sampai menyajikan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa seluruh keluarga.tampak betapa besar karunia Allah yang diberikan kepada wanita? Dia tidak ikut lapar dan dahaga, tetapi peluangnya mendapatkan ganjaran sama persis seperti orang yang berpuasa dan yang beramal shalih yang lain. *Baca Juga: 10 Menu Takjil Favorit Untuk Buka Puasa.

2. Melakukan Khidmat (membantu) Orang Lain
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Setiap kebaikan adalah sedekah. Dan di antara bentuk kebaikan adalah kamu menjumpai saudaramu dengan wajah yang menyenangkan. Dan kamu menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu.”(H.R.At-Tirmidzi)
Semua hal tersebut jika dilakukan karena Allah tidak akan sia-sia karena, khidmat termasuk amal shalih dan bahkan wanita bisa mendapatkan pahala yang setara dengan yang berpuasa jika dia melakukan khidmat kepada orang yang berpuasa. Contohnya Khidmat ialah: Menyiapkan makan sahur dan berbuka, berbelanja untuk kebutuhan makan, mengasuh anak, membersihkan rumah, mencucui, menyetrika dan sebagaianya.

3. Berdoa & Berdzikir Tetap Jalan
Walau muslimah ketika haid tidak diperbolehkan shalat ,namun demikian ketika adzan usai dikumandakan sangat dianjurkan untuk berdoa dan berdzikir .“Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu Anhu Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda:“Barangsiapa mendengar panggilan adzan lalu ia Berdoa ‘Ya Allah Ya Rabb.. Pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan, karuniakanlah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Wasilah dan keutamaan dan tempatkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan’ Akan Mendapatkan Syafaatku kelak pada hari kiamat (HR. Bukhari).Para Fuqoha sepakat pada tiga poin ibadah yaitu, istighfar, dzikir dan Doa tidak disyaratkan yang melakukan harus suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil. Artinya seorang wanita yang sedang haid, meskipun dia berhadas besar tidak ada larangan baginya untuk beristighfar, dzikir dan berdoa sepanjang waktu selama mampu. Baca Juga: 7 Doa Khusus di Bulan Ramadhan.

4. Mendorong Orang Lain Untuk Beramal Shalih
Mengingatkan anggota keluarga untuk menunaikan shalat sunah terutama shalat sunnat dhuha dan shalat sunnat qiyamul lail. 
Dari Abu Mas’ud Al Anshari dia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, jalan kami telah terputus karena hewan tungganganku telah mati, oleh karena itu bawalah saya dengan hewan tunggangan yang lain.” Maka beliau bersabda: “Saya tidak memiliki (hewan tunggangan yang lain).” Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berkata, “Wahai Rasulullah, saya dapat menunjukkan seseorang yang dapat membawanya (memperoleh penggantinya).” Maka beliau bersabda: “Barangsiapa dapat menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (H.R. Muslim)

Kita dapat membantu untuk mengingatkan suami, anak, saudara atau orang tua dirumah untuk melaksanakan berbagai ibadah yang seringkali terlupa seperti shalat berjamaah dimesjid, melaksanakan tarawih dan banyak lagi. *Baca Juga: 10 Amal Ibadah Ramadhan Sesuai Ajaran Rasulullah saw

5. Istighfar & Shodaqoh
Istighfar dan Shodaqoh lebih layak diperhatikan dibulan Ramadhan karena bulan ini adalah bulan yang paling mulia diantara seluruh bulan.Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
“Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R. Muslim)Secara khusus Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam merekomendasikan wanita agar memperbanyak istighfar dan shodaqoh karena beliau diperlihatkan bahwa  wanita adalah penghuni neraka yang paling banyak.

6. Tholabul ‘Ilmi (mencari ilmu)
Mencari ilmu termasuk amal shalih yang bisa dilakukan wanita haid di bulan Ramadhan baik dilakukan dengan mendatangi majelis ilmu maupun mempelajari isi buku.“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu,Niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan jalan menuju Surga Baginya”. (H.R. Muslim)
“Barangsiapa wafat dalam menuntut Ilmu (dengan maksud) untuk mengidupkan Islam, Maka antara dia dan Nabi-Nabi satu derajat di dalam Surga.”(H.R. At Thabrani)

7. Menjauhi Larangan Agama
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Barangsiapa Tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi ALLAH baginya shaum/puasa dari makan dan minum” (HR Bukhari). Muslimah yang bijak tentunya berupaya memanfaatkan setiap detik ketika bulan Ramadhan walaupun ketika sedang haid, dan terhalang menunaikan shaum masih mendapat pahala yaitu dengan berusaha menjauhi segala yang dilarang oleh Agama,dan berusaha menjaga lisan dengan tidak mengunjing dan selalu berusaha berkata-kata yang manfaat.

Semoga dengan adanya panduan singkat ini, amal ibadah puasa Ramadhan para muslimah tetap sempurna meskipun adanya tamu tak diundang alias datang bulan (haid).

Siapakah Orang Cerdas Itu?




Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَفْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
 “Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, pent).” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Irwa’ul Gholiil no.682. Sedangkan di dalam Silsilatu Al-Ahaadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits ini derajatnya HASAN dengan semua jalan periwayatannya).

Di dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت
“Orang yang cerdas ialah siapa saja yang dapat menundukkan jiwanya (agar selalu taat kepada Allah, pent) dan ia senantiasa beramal untuk hari (akhirat) sesudah kematiannya.” (Hadits ini sanadnya dinyatakan DHO’IF oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqolani dan syaikh Al-Albani rahimahumallah).


Senin, 14 Desember 2015

WANITA BEKERJA & RAMBU-RAMBUNYA


Pada dasarnya wanita adalah dirumah & itu yg lebih utama, sebagaimana firman-Nya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu ..” (QS. Al Ahzab (33): 33)

Semua ini agar terjadi keseimbangan pada kehidupan keluarga dgn menjalankan peran yg Allah 
 tetapkan masing2.

Imam Ibnu Katsir mengatakan:
Yaitu tetaplah dirumah mereka & janganlah keluar kecuali karena adanya kebutuhan yg dibenarkan syariat. Di antara kebutuhan2 syari itu adlh shalat di masjid & mesti memperhatikan syaratnya.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/409)

Imam Al Qurthubi mengatakan: “Ayat ini merupakan perintah untuk menetap di rumah, walau arah pembicaraannya untuk para istri Rasul tapi makna ini juga mencakup bagi wanita lain.” (Tafsir Al Qurthubi, 14/179)

Jihad kaum wanita adalah di rumah tangganya, hal ini sebagaimana riwayat berikut:

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

Kaum wanita mendatangi Rasul, mereka berkata: “Wahai Rasulullah, kaum laki2 pergi sambil membawa keutamaan & jihad fisabilillah, amal apakah bagi kami yg menyamai amal para mujahidin fisabilillah?” Rasul menjawab: “Barang siapa yg duduk diantara kalian di rumahnya, maka itu bisa menyamai amal para mujahidin fisabilillah.” (HR. Al Bazzar 6962. Dalam kitab Kasyful Astar tertulis “Man fa’ala. Barang siapa yg bekerja” No 1475, bukan “barang siapa yang duduk”. Didhaifkan oleh Syaikh Al Albani.
Tetapi, BUKAN berarti wanita TERLARANG utk keluar rumahnya utk memenuhi kebutuhan2 syar’inya, seperti haji, umrah, menuntut ilmu, silaturahim, menjenguk yg sakit, bahkan peran politik & berjihad menemani kaum laki-laki, semuanya jika syarat2tnya terpenuhi.

Pada masa2 terbaik Islam, justru menampakkan peran serta muslimah yg sangat penting. Suara pertama yg mendukung & membenarkan kenabiannya adlh suara wanita yakni Khadijah binti Khuwailid.

Syuhada pertama dlm Islam adalah seorang wanita, yakni Sumayyah, ibu Ammar bin Yasir, yg dibunuh oleh Abu Jahal karena mempertahankan keislamannya.
WANITA BEKERJA & RAMBU-RAMBUNYA

Ketika Rasul & Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu bersembunyi di goa (Jabal Tsur), Asma binti Abu Bakar-lah yang bolak-balik membawakan makanan untuk mereka berdoa, padahal kondisinya sedang hamil.

Ketika perang Uhud, Ummu Salith adalah wanita yang paling sibuk membawakan tempat air untuk pasukan Islam, sebagaimana yang diceritakan Umar bin al Khathab. (HR. Al Bukhari No. 4071). Banyak riwayat lainnya yg membuktikan keluarnya kaum wanita, termasuk bantuan mereka kepada kaum laki-laki. Seperti Asma binti Abu Bakar yang membantu suaminya, Zubair bin Awwam, menyiapkan kudanya, membawa barang dagangannya di kepalanya ke luar Madinah. Semoga Allah meridhai keduanya.

Ada beberapa aturan syariat yg mesti diperhatikan, ketika memang seorang wanita sudah mendesak mesti bekerja:
🌸Hendaknya ada izin dari wali atau suaminya. Ini kewajiban yg pasti & tidak bisa ditawar. 🌸Sebagusnya memang dlm keadaan suami sudah tidak berdaya, atau penghasilannya tdk memadai utk menutupi kebutuhan hidup keluarga; sandang, papan, pangan, & pendidikannya. 🌸Menutup aurat  secara sempurna dan aman dari fitnah. tidak berhias seperti wanita jahiliah (yakni tdkk tabarruj & tdk khalwat) 🌸Menjaga diri dari lawan jenis yg bukan mahramnya 🌸Tugas2 kerumahtanggaan serta kewajiban2 sebagai ibu & istri tdk boleh terbengkalai.

Wallahu A’lam.

dari: Dakwatunna