Kamis, 29 Maret 2018

A little story from Our first daughter born day.

Khadijah Nurizzatunnisa Abdurrahman

Selama trimester terakhir, umi makin sering membayangkan dan mencoba meraba sampai dimana dan sesakit apa proses persalinan.

Dan umi menyimpulkan bahwa persalinan itu bicara tentang perjuangan dan berserah diri setelah sekian bulan membawa kamu dalam rahim umi.

Rasa sakit yg umi bayangkan ternyata tidak ada apa2 dengan rasa sakit yg sesungguhnya,  rasa kesakitan, kelelahan setelah semalaman tidak tidur, rasa ingin berjuang, excited karena sebentar lagi ketemu Khadijah, dan paling dominan adalah rasa pasrah, karena umi ga ada tenaga lagi untuk mengedan.

Saat diminta untuk mengedan, umi diminta mengangkat kepala dan pandangan diarahkan ke perut, there I tried to talked with you,

"come on baby, hurry up"
Dan prosesnya berkali kali, umi ga kuat lagi.
Umi ga kuat karena sakit sekali.

Dan sampai pada satu titik, ummi Diah bilang.

"Rosi, taruh salah satu kaki Rosi ke pinggang ummi dan dorong sekuat tenaga saat rasa mulasnya datang"
"Ummi mau tau, seberapa banyak tenaga Rosi"

Padahal udah ga kuat ya Allah.
Dan ternyata it work, jadi ketika ada tumpuan, umi tiba tiba dapat tenaga mendorong dengan kuat dengan tarikan nafas yg panjang.

Allahu Akbar, dengan teriakan takbir dan geraman tertahan dari abi kamu, Khadijah akhirnya berhasil lahir dengan selamat, alhamdulillah.

Semua menangis, abi, nenek dan jiddah menangis, kiss my head said hamdallah and congrats for your born.

Umi masih berasa diawang-awang, karena rasa sakit tadi hilang ga berbekas. And still can't believe that I'm officially as a mother, you are here.
After 9 months we are doing all things together, now you here.
Ada didepan mata umi.

Kamu menangis dengan lantang, dan umi bilang cantik sekali anak gadis umi.
Best part adalah, saat assisten Bidan ummi Diah kasih lihat muka khadijah, umi bilang "Assalamualaikum Khadijah", kamu lihat ke umi dan senyum...itu rasanyaa kaya ngefly levelnya mungkin diatas bahagia kali ya.

Last part, puji syukur kpd Allah telah memberikan umi kesempatan melahirkan dan melihat kamu, semoga sampai tumbuh besar, sampai umi melihat kamu manjadi hafidzah.

terima kasih kepada abi yg sudah jadi suami siaga dari awal menikah hingga hari ini, kasih support dan jadi pelampiasan rasa sakit selama kontraksi.

Terima kasih kepada Ibu yg langsung terbang dari bengkulu ke bekasi dan kasih efek nyaman, disayangi selama ini. Kasih support, touched me dan ciuman hangat dikening. I love the way my mother show her love to me.

Terima kasih pada ibu mertua, dari awal menikah till now she love so much, give me many attention, love and care.
Paling epik pas khadijah baru aja lahir, she came, kiss my head and said, selamat ya nak, kamu jangan kapok melahirkan ya. Hahaha.

Terima kasih untuk ummi Diah dan mba ike, yg bikin suasana saat persalinan santai dan penuh kekeluargaan walau uminya yang ga santai.

Ibroh yg umi dapatkan since proses persalinan adalah ketika Allah menitipkan kamu dalam rahim umi, semua fisik dan anggota badan umi sudah disiapkan dengan sangat baik, termasuk menahan rasa sakit. Kemudian cara terbaik menghadapi persalinan adalah dengan terus berjuang meski kamu punya sedikit keyakinan tuk itu.

Harapan umi dan abi semoga Khadijah menjdi Anak sholihah, hafidzah, qurrota a'yun dan banyak menebar manfaat di jalan Allah... Aamiin.

Bekasi, Ba'da Isya 29 Maret 2018.
Rosi