Kamis, 11 Agustus 2016

When I miss my Father

Usiaku makin bertambah Yah, dalam hati makin berharap jika aku diberi kesempatan menikah.
Namun aku tak dapat menahan air mataku, jika kelak aku menikah tanpa didampingi engkau.
Yah, aku sudah memikirkan pernikahan.
Tapi belumlah sampai pada siapa aku menikah, airmataku sudah luruh.
Aku ingin dipanggil bunda oleh anakku kelak Yah.
Aku juga hendak mengenalkan calon menantumu.
Kelak ia yang akan menjagaku, seperti engkau merawatku.

Yah, aku sudah ingin menikah.
Namun, hampir tak kuasa aku membayangkan karena kelak jika aku menikah kau tak kulihat dengan mataku.
Yah, ini baru pengharapanku.
Tapi usia tak ada yang tau.
Seperti engkau yang pergi.
Entah aku berjodoh dengan ajalku, atau Allah mewujudkan harapanku.

Yah, apapun takdir yang kelak aku terima, dengan senang hati aku jalani.
Jika kematian mendatangi, maka aku akan berjumpa dengan mu.
Tapi jika panjang usiaku, maka akan aku bawa suamiku ke makammu.
Ku kenalkan ia padamu.
Yah, jika kelak Allah memberi kami anak, akan ku bawa cucumu ke makammu.
Kan ku beri tau ia, bahwa adalah kakek yang luar biasa baik.

Yah, hari ini aku begitu merindukanmu.
Entahlah, rindu ini takkan sembuh ya Yah?

Yah, sesuai janjiku, aku sudah menyelesaikan S1 ku, aku lulusan terbaik Yah, lulusan IPK tertinggi waktu itu.
Aku pidato mewakili teman-teman seangkatanku, lalu menerima penghargaan.
Aku melakukannya untumu Yah.

Yah, saat ini aku sudah bekerja dan sedang mengambil S2.
Aku tengah melaksakan amanahmu untu menjadi pelindung Ibu dan adik-adik.
Yah, ku rasa sebentar lagi adikku akan menyelesaikan pendidikan S1nya.
Kurasa aku ingin menikah yah.
Melalui tulisan ini aku ingin izin Yah, Aku ingin menikah.

Jakarta, 11 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar