Akhwatmuslimah.com – Ukhti… Besarnya kerudungmu
tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho
Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion
atau gaya jaman sekarang ? Atau mungkin kerudung besarmu hanya di
jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan,
bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai
identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh
banyak ikhwan.
Ukhti…
Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu,
keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja,
apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah
tertutupi?? Bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang
dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua
aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan
manis mu..
Ukhti…
Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu,
tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada
saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua
orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu??
Ukhti…
Lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut
salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan
anak-anak Palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan
jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir..
Akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang
ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu,
mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu
dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air
mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak
henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau
sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan
dan dininabobokkan dengan mimpi-mimpimu bahkan lupa kapan bangun shalat
subuh.
Ukhti…
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan
keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati
ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli
sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu,
sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang
yang sangat mengerikan yaitu maksiat
Ukhti…
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu,
temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa
kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah
tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan
kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan
hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu..
Ukhti…
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan
tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu
banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai
musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan
jahatmu..
Ukhti…
Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama
dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamumu yang tertindas
di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kecil
tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah
antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para
mujahidah-mujahidah teladan..
Ukhti…
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan
hati saudaramu yang senang bermaksiat. Coba antum perhatikan dunia
sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga antum sendiri
belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang
antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar
bermaksiat, berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan.
Sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa
merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam
kemuliaan Islam??
Ukhti…
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Khaliqm..
Antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari
semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan
mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama
lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak
betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai
dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan
sejak dari sekarang, kapan lagi coba….
Ukhti…
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu,
temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari
berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah
antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa
diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling
cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu
di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu
Ukhti…
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola..
Sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat
kosong dan mengkhawatirka. Tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja,
bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh
yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.
Ukhti…
Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang
antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat
fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di
sadari turun drastis, puasa yaumul bidh pun terlupakan apalagi puasa
senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah
hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun
butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya
kalau ruhiyah kurang gizi.
Ukhti…
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu,
kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan
yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang yang antum temui sangat
jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan,
kalau itu kenyataannya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap
komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak
memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua
memerlukan dakwah
Ukhti…
Rajinnya shalat malammu (tidak menjamin) keistiqomahan seperti Rosulullah sebagai panutanmu..
Ukhti…
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholiqmu,
Masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu??
Ukhti…
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi.
Akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu
Ukhti…
Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik.
Jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu..
Ukhti…
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu.
Maka tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi
berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan
terbukti dalam hidup sehari-harimu
Ukhti…
Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan
menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan
siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi
dalam hatimu.
Sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan
sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal
apa itu muhasabah sampai kapan akhlaq busukmu di lupakan, kenapa
muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah
akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik
Ukhti…
Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal,
wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan
pasti. Bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan
yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah??
Kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah??
Ukhti…
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri
antum, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama
nonton TV yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati Sampai lupa
waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birrul
walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan,
Mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah??
Ukhti…
Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika
melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan
layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya
menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar??
Ukhti…
Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang,
sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum
bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan
merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai
persepsi disamaratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain,
jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlaq maka akan merusak
citra akhwat yang lain
Ukhti…
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun,
bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok
tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,
Siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang..
Sumber: aisya-avicenna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar