“Kemuliaan duniawi akan berlalu, dan karenanya tidak bisa
dijadikan ukuran atas kehidupan kita; pilihan-pilihan yang kita buat dalam
mengejar legenda pribadi kita, dalam meyakini Utopia-utopia kita, dan dalam
perjuangan kita untuk meraihnya, itulah yang menjadi ukuran”
“Itu karena sama seperti semua orang lain di planet ini, kau percaya bahwa
waktu akan mengajarimu cara mendekat pada Tuhan. Namun waktu tidak mengajari
apa-apa; waktu hanya membuat kita merasa lelah dan bertambah tua”
Aleph adalah huruf pertama dalam sistem bahasa Hebrew. Dalam Bahasa Arab sepadan dengan huruf alif. Paulo Coelho mengartikan Aleph
sebagai sebuah titik di dunia ini yang akan membawa jiwa manusia ke masa lalu,
ke dalam kehidupan yang belum tercipta, melihat tanda-tanda yang diberikan alam
untuk memahami alasan manusia diciptakan saat ini. Aleph adalah sebagai
pembuktian bahwa Paulo mempercayai
adanya reinkarnasi, de javu dan karma. Terlepas dari itu semua, ada
rangkaian hal-hal positif yang dapat diambil dari novel ini. Semua tentang
kehidupan, perjalanan, tujuan dan akhir dari semua .
Paul memulai untaian makna novelnya dengan menguntai titik jenuh,
ketidakpuasan dan rasa damai akan Rohani yang memburuk kepada guru spritualnya J. Ritual
yang seyogyanya ditujukan untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan malah
membuat Paulo merasa jauh dari Tuhan. Sesuai dengan saran dari J, Paulo memulai perjalanannya
dari Afrika, Eropa dan Asia . Selama
perjalanan, selain ditemani oleh dengan editor, penerjemah, penerbit, ia juga
diikuti oleh salah seorang penggemarnya bernama Hilal, seorang violist berbakat
asal Turki. Konon di kehidupan sebelumnya Paulo dan Hilal adalah dua orang yang
saling mencintai namun tidak dapat bersatu.
Hal yang
menarik dari buku ini adalah cara Paulo mengemas kisah hidup yang mungkin
sebenarnya biasa menjadi luar biasa menarik ketika di uraikan dalam juntaian
kata-kata di dalam sebuah buku. Selain itu, menarik pula bahwa Paulo bisa
menghubungkan imaginasi dan pengetahuannya tentang hidup sebagai bagian dari
kisah perjalanan kurang lebih satu minggu melintasi Trans-Siberia bersama Hilal
dan rombongan.
Novel ini sarat dengan makna-makna kehidupan.
Tidak sekedar catatan tentang perjalanan. Paulo dengan cerdas membungkus cerita
perjalanannya menjadi sebuah novel yang bermutu. Terkadang kita memang perlu melakukan sesuatu yang tak
biasa, karena dengan hal itu kita akan belajar hal yang baru dan lebih
bermakna, seperti itulah yang dialami oleh Paulo. Kita akan melihat bagaimana
Paulo berinteraksi dengan orang baru dan mengunjungi tempat-tempat yang tidak
pernah dikunjunginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar