Muttaqina Mafaza Abdurrahman
Adalah Anak ketiga kami, ia kuketahui ada dalam rahim, saat sedang bolak balik mengantar almh Bibi iyuk (adik ibu mertua) di rs cipto-rsud bekasi.
Hari itu, aku sedang mengantar beliau Cek Up ke rs Cipto, dan memang telat makan, aku sarapan jam 10 Dan makan lagi jam 5 sore, nah karena telat makan tdi perutku rasanya kembung, mual, dan terasa tidak nyaman...sepulangnya Dr Rs, aku beli jamu kunyit,agar asam lambungnya sembuh...qadarullah beberapa Hari kemudian tidak Ada perubahan, Dan ku hitung, haidku telat 5 hari.
Iseng, kubelikan test pack... Jam 2 malam, hasilnya positive...masya Allah.
Nah... Langsung saja mual muntah datang sampai ke Bulan ke-9.
Trimester 1 adalah fase terberat, karena mual muntah dan Lemas, sementara aku punya 2 balita yang aktifnya luar biasa, aktifitas pun harus dihandle sendiri, setiap pagi mengantar kakak ke sekolah, tidak jarang dimotor pun, aku Muntah.
Kondisi rumah sangat berantakan, Karena hanya ada yang membuat berantakan sementara aku tidak kuat beberes.
Sekitar 3 bulan Pertama adalah kondisi lemah, aku sangat mudah menangis. Apalagi bibi iyuk berpulang, aku gampang sakit, batuk dan pilek. saat makan, aku menangis, saat nelfon suami aku juga menangis.
Aku nggak tahu tangisan itu untuk apa, tiba tiba saja aku sedih. Aku mau menangis.
Lalu masuk ke TM 2.
Bulan bulan term kedua, Khadijah masuk RS, aku pun harus menginap disana, selang beberapa hari di RS, suami berangkat ke Sulawesi, akupun harus standby sendiri menghandle dua balita dan kehamilan masuk kebulan 5. Aku menangis waktu itu, karena badanku nggak segesit yang aku mau, sudah lumayan berat rasanya.
Masuk ke TM 3
Braxton Hicks sering datang, anehnya rasanya sakit sekali, kontraksinya berbeda dengan dua kehamilan sebelumnya.
Mendekati hpl, aku cek ke bidan ternyata belum ada pembukaan.
Lalu, 3 Maret aku merasakan kontraksi yang lumayan intens, rasanya sakit sekali. Jam setengah satu dini hari, aku ke RS Tiara dekat rumah.
Ternyata baru pembukaan 2,
jam 4 baru pembukaan 3.
Jam 6 pagi pembukaan 4.
Jam 9 pembukaan 5.
Dan rentang waktu itu, rasanya mulas, ngilu dan sakit. Aku terus merintih.
Saat dipindahkan ke ruang bersalin, aku rasanya ingin segera melahirkan...tapi ternyata belum.
Ya Allah, tiada yang bisa menggambarkan kesakitan ku, aku menangis, memukul, berteriak, menjambak dan ingin lepas dari sakitnya, tapi kata nurse blm boleh mengejan, karena belum sempurna pembukaannya, jam 1 siang aku sudah tidak kuat lagi, ternyata saat dicek sudah sempurna.
Air ketuban sudah berwarna hijau pekat, aku diminta untuk kuat menarik nafas agar bayi segera keluar, aku hanya melihat mata suamiku, mentransfer betapa aku sudah berjuang untuk bayi kami.
Hanya tiga kali mengejan, bayiku keluar.
Yaa rabbi, Allah Alhamdulillah
Putri cantikku... karena ia dikhawatirkan terminum air ketuban, maka ia dibawa ruang pengamatan. Alhamdulillah tidak ada indikasi apa apa.
Mungkin karena aku trauma dengan rasa sakitnya, setiap kontraksi setelah melahirkan aku ketakutan. Dan darah nifas kali ini banyak, sampai merembes meski sudah pakai pembalut bersalin dua lembar.
Ya Allah, aku ikhlas atas apa yang terjadi padaku, pada badanku, aku ikhlas ya Allah.
Terima kasih sudah memberikan kesempatan sebagai ibu padaku.